Rabu, 28 April 2010

Because I’m your friend

Setelah liburan akhir semester yang cukup panjang, akhirnya kujumpai lagi gedung mewah di depan ku ini. Cukup luas dan lumayan besar. Bertingkat tiga dan dihiasi deretan kaca hitam di setiap tebingnya. Sungguh megah.
“I’m ready God!”
Aku berjalan santai melewati lorong-lorong sekolah yang tampak dihiasi oleh sebagian siswa SMA Mandala yang baru datang. Ku buka ponsel ku dengan menjelajahi MP4 nya dan menikmati indahnya alunin musik sembari melantunkan suaraku lirih. Tak lama kemudian, sebuah pintu yang bertengger X-h pun menatapku. Terlihat temanku berdiri di depan pintu membawa beberapa tumpukan buku-buku tebal.
“Hi guys, how have you been?”sahut Diandra ,my best friend, dengan rautnya yang full expression .
“Hi Diandra … I’m Pretty good!”
Tanpa feedback dari ku pun Diandra menjawab pertanyaannya “Me too!” Tak terasa percakapan singkat itupun terputus karena bel sekolah berbunyi “Tet … Tet … !”. Aku dan Diandra pun lekas masuk kelas.
Seorang guru yang cantik, berkacamata dan berlesung pipi menyambut kami “Good morning students!”
“Good morning Mom … !!!”jawab serempak teman-temanku
“How are you today?”tanyanya dengan penuh semangat pada kami.
“I’m fine , and you?”
“I’m fine too, thank’s .” jawab Mrs.Sessa sambil tersenyum.
"Baiklah anak-anakku tersayang, sekarang kita luangkan waktu kita sejenak untuk sesuatu yang baru buat kalian.”kata Mrs.Sessa setelah menarik napas panjang. Serentak ketika itu, timbulah pertanyaanku.
“Any special something, Mom ?”tanyaku sambil mengangkat punggungku yang semula menunduk bak orang malas.
“Ken yang cantik, kita akan kedatangan murid baru. Ibu yakin yang ini bisa buat kamu terkejut terkagum-kagum. Buat masa remaja kamu fresh juga. Selama ini kan you are alike childish, girl.”canda Mrs.Sessa yang terlihat centil.
“Ye… Ibu!!!”sela ku.
"Makanya, rambut jangan di kepang mlulu dong. Lepas juga tu kacamata kodok.”tukas Fahmi, si Badung sialan yang selama ini menjadi musuhku di kelas.
“Phahahaahhahahaha …”kelas pun gaduh karenanya.
Sesaat setelah kelas terkendali, sosok tampan, lumayan tinggi, berkulit kuning, berhidung mancung, dan berkacamata hendak memasuki ruang kelas ku seolah membuatku terpaku akan aura yang ia tampilkan. Apalagi senyumnya sangat menggoda ketika gigi taringnya mulai terlihat. Wow, cool men!
“Please, come here!”kata Mrs.Sessa pada anak laki-laki itu. Si Boy tampan itu pun menghampiri Mrs.Sessa yang sedang berdiri tepat di depan kelas menghadap anak-anak. “Oke, Ibu perkenalkan. Dia adalah Asshandy Maulana, pindahan dari Surabaya. Dia keponakan saya yang paling saya sayangi, dan Ibu harap kalian bisa menjadi teman yang baik untuknya.”
“Hi Asshandy … !!!” sambut teman-temanku.
“Ya ambrung! So perfect ya Ndra, tapi sayang keponakanya Mrs. Centil. Oh!”kata ku malas pada Diandra.
“Kalian bisa kok panggil aku Asshan, dan aku harap di sini kalian bisa membantuku untuk beradaptasi di sini. Terimakasih.”katanya dengan ramah.
“Bisa kok!”jawabku lantang.
“Ye… kenakan dia …”ledek Fahmi lagi.
“Apaan sih?”kataku sinis.
“Sudah, sudah, sudah … lagi-lagi Fahmi dan Ken saja yang bikin rebut. Oke karena Ken yang duduk sendiri maka Asshan duduk sama Ken.”
“Setuju … !!!”teriak anak-anak X-h.
“Semakin parah saja hari ini”ucap ku lirih. Aku pun hanya menundukkan kepalaku dan tak bisa berkata-kata lagi. Sempat ketika itu aku menoleh kanan kiri. Padahal kan yang duduk sendiri hari ini tak cuma aku, masih ada Ifan dan Nando. Kenapa harus aku? Tapi tak apalah, dia kan so handsome, fikirku sembari tersenyum pilu.
Kemudian Asshan datang menghampiri bangku di sebelahku, dengan senyum kusambut dia. “Hi Ken !”sapanya. “Hi!”ku jawab sapaanya sambil menundukkan kepalaku. Dia pun duduk di sebelahku, meletakkan tas Sport hitamnya yang terkesan mahal.
Kegiatan belajar mengajar terasa sangat hambar, serasa aku tak bisa konsen pada setiap apa yang dijelaskan oleh guru. Tanganku berkeringat dingin. Di pojok kiri atas terlihat AC masih menyala tetapi tak henti-hentinya dahiku di penuhi oleh keringat yang mulai mengucur. Detak jantungku pun serentak melaju bak lari marathon, sangat cepat. Ada apa ini? Fikirku. Aku pun ingin segera mengakhiri KBM yang menyebalkan ini.
“Tet … Tet… Tet … !!!”
“Akhirnya datang juga!”kataku semangat.
“Memang ada apa Ken? Do you like the time to break ?”tanya Asshan seolah ia tak menyenangi yang baru saja aku katakana.
“Of course!”jawabku lesu.
Aku langsung berdiri meninggalkan Asshan dan menghampiri Diandara. “Dian, come on, let’s go!”

Sambil berjalan bak pengantin (sangat pelan), aku mencoba bercerita perihal apa yang aku rasakan saat KBM tadi berlangsung. Sangat menyebalkan. Sontak saat itu juga respon Dian membuatku terkejut.
"Falling in Love, girl, I’m sure !”katanya meyakinkanku.
“I don’t think so.”respon ku sambil menekankan setiap kata yang hendak aku ucapkan. “Whatever, but it’s real. You can’t lost for that”katanya lagi hingga membuatku jengkel.
"Enough Ndra!”aku pun pergi meninggalkan Diandra,entah mau kemana. Ketika aku sedang berlari, sontak pengumuman bahagia itu terdengar keras dan jelas melalui speaker.
“Attention Please! Announcement. Today nothing study in the school for class X ,XI, and XII except OSSIS cause there is meeting for teachers and OSSIS . But you can study alone in your home. Thank you very much for your attention.”
“Ye.. the time to go home. Asiknya, nggak ketemu Asshan, ocehan Fahmi, reason Diandra about I’m falling in love end oceh Mrs.Sessa. Leganya!” sontak aku pun teriak senang.

Sesampainya di rumah, perasaan menyebalkan itu serasa menghantui lagi. Di otakku kini tak ada lagi Mathematics, Biology, Chemistry ataupun Physics. Malahan senyum juga mata Asshan melulu. Haduduh … ! Parah Uey . Tiba-tiba, one message received

Hi
Assalamu’alaikum. Akk mw tanya, besok mapelnya apha sadjah? Terus, jangan lupa ya, sekalian akk besok bawain semua jadwal pel… Please Replay. Asshandy.

Waw! Tak kusangka seseorang telah membuatku terpaku pada SMS saat itu.Biasanya malam-malam seperti itu kugunakan untuk membaca novel atau online internet lewat Ponsel. Tetapi tidak waktu itu, aku malah kecanduan membalas SMS nya. Biar pun perasaan jengkel ada, tetapi aku akui SMSan dengannya sangat menyenangkan. Asshan adalah orang yang hebat, charming dan terkadang bisa lebih terlihat jenius lewat SMS-SMS nya. Dan ternyata dia adalah seorang yang menggemari olahraga Futsal. He is like all af about MIPA too. Seems perfect for me, brilliant boy guys.
Hari-hariku kini kulalui indah bersama Asshandy, juga bersama seorang temanku Diandra. Belajar, mengerjakan PR, ke kantin juga hang out sering kami lakukan bersama. Di sana sempat terbesit sebuah impossible feeling. I’m like Asshandy. Huak??? Cepat-cepat kubuang pikiran buruk itu. Bukanya aku tak senang akan perasaanku, tetapi sesuatu membuat aku takut akan hal itu.
Masih ingatkah Fahmi? Fahmi adalah seseorang yang pernah aku jadikan kumbang dahulu. Dua tahun kami menjalin hubungan itu dari kelas 2 SMP. Hingga pada akhirnya, aku yang berusaha merubah penampilanku, dengan keseharian rambut dikepang dua dan juga mataku semakin bertambah minus karena kegiatan membaca novel dan online internet, tak kuduga kacamata kodok yang tebal pun dispecialkan from my ded for me. Hal itu sanggup membuat Fahmi ilfil padaku dan membuatnya berani mengatakan break sementara. Oh, ternyata aku salah menilainya. Hingga kini pun Kata “sementara” itu ku artikan untuk selamanya. Meskipun sampai detik ini aku masih berteman dengan Fahmi, dan menjadikannya Fahmi musuh hidupku di kelas, hal itu tak menyurutkan niatku untuk tidak balas dendam pada Fahmi. Toh dia juga bukan Parasit. Aku sadar, inilah aku yang sekarang, yang tak wah lagi seperti dulu saat SMP. I wanna be I. I will be stronger for my life.

Sudah terhitung tiga bulan dari semester ke-2. Suasana berbeda mulai aku rasakan. Terutama dari semakin melonjaknya ocehan Mrs.Sessa yang selalu menyindir kedekatanku dengan dengan Asshan. Ya, memang aku adalah murid kesayangan Mrs.Sessa, karena di setiap mata pelajarannya aku mendapat nilai yang lebih bagus dari yang lain. Ku syukuri itu. Tetapi disisi lain, beliau selalu membuatku jengkel. Terlebih ketika harus mengejek penampilanku. Huft!!! Mrs.Centil. Kini seorang Asshan yang di sukai oleh banyak teman-teman cewekku pun mulai bertingkah aneh di depanku. Menawari aku pulang bareng, belajar bareng, contekan ulangan, dan itu pun dilakukan tanpa Diandra. Tak ketinggalan Fahmi, dia sekarang mulai berani mendekati aku. Aku tak tahu target nya. Sungguh, itu sangat menggangguku.
Ketika aku hendak berjalan menuju kantin, menjumpai Diandra. Seorang temanku mengagetkanku.
“Hey Ken, cepet ke Lapangan Futsal. Asshan ma Fahmi sedang berantem hebat. Kayaknya gara-gara kamu deh.”katanya sambil mengernyitkan jidatnya.
“What? Are you sure?”aku menunggu kepastiannya.
“I’m sure Ken. Cause they were always called your name.”
“Okay, I will go to go there.”
Aku pun berlari secepat mungkin menghampiri keduanya. Nafasku pun mulai terengah-engah. Jalan menuju lapangan Futsal memang jauh. Dari Lantai 3 menuju kantin, aku harus turun menuju lapangan futsal. Deretan Balok batu bata berlapis marmer itu ku lalui menurun dengan sangat licin. “Au … !” teriakku ketika hendak jatuh. Ku jumpai sebuah keramain itu. Alhamdulillah, sampai, ucapku lirih.
“Ayo. Ayo. Ayo … !!!”
“Hajar aja Shand, blagu sih dia.”
"Jangan Nyerah Fahmi, Ken just for you men.?”
Terdengar kata-kata itu menghiasi suasana yang teramat sangat menyebalkan seperti yang aku lihat di depan mataku. Arhgh!!! “Apa-apaan ini. Enough … !”teriakku mencoba menenangkan suasana. Akhirnya gerombolan itu melebar, dan membukakan jalan untukku melihat Asshan dan Fahmi yang sedang berkelahi. Mendengar teriakkanku, lekas keduanya berhenti.
“Ada apa sih. Kalian nggak ribut karena aku kan? Ada yang bilan gitu sih, atau aku Cuma GR ya?”
Keduanya diam. Tanpa memikirkan sesuatu yang lain, aku memandangi keduanya lagi. “Ya ambrung Asshan hidung kamu keluar darah, pelipis kamu juga memar.”ku pandangi Asshan panic dan mataku ini hampir saja keluar air mata. Tak ku lupa Fahmi, dia malah tambah parah. Jatuh terbaring lemah lunglai. “Fahmi …!” teriakku terkejut. Aku pun segera menghampirinya tanpa memperdulikan Asshan. Karena yang ku tau, Fahmi lebih menderita. Ku coba untuk tidak bertanya-tanya lagi tentang masalah mereka, dan keduanya pun akhirnya di bawa ke UKS.
After a few minutes, para penjaga UKS bersedia membiarkan aku dan Diandra masuk menjenguk keduanya.
“Kalian sebenarnya kenapa sih? Nggak sadar ya kalu itu sala?”tanyaku.
Fahmi yang terlihat sangat pucat mencoba bicara padaku, “Ken,I’m so sorry. I knew, last I’m wrong. But, bersediakah kamu mengisi hari-hariku kembali. Please, I need U!”
Dor!!! Hatiku langsung kaget. Dan segera kualihkan pembicaraan itu.
“Aku sudah maafin kamu kok. Ehm … how are you now?”
“Please, answer my question. Atau jangan-jangan kau melupakan semua? Aku ingin waktu itu kau menungguku.”katanya dengan mata berkaca-kaca.
Tiba-tiba Asshan beranjak dari kasur UKS itu dan menghampiriku. “Ken!”sapanya.
“Asshan. Are you okay?”
“Couldn’be better.”
Dihadapkan oleh dua pilihan begini, aku harus tengok Asshan tengok Fahmi, membuatku deg-degkan akan posisiku. Akhirnya, Diandra yang sedari tadi asyik dengan novelnya ikut bergabung bersama kami.
Serius ni ye?”sahut Dian.
“This is serious .”kata Fahmi.
Mendengar jawabannya terkesimalah aku langsung menengok kea rah Fahmi. Ketika itu, langsung dari arah Asshan, Asshan menarik tanganku. Di situ tampak Fahmi berkaca-kaca.
“Ken, please! Give our a certainty. Apa selama ini kamu hanya berpura-puara tidak tahu?”tanya Asshan terlihat jelas kalau ia sedang marah. Merasa itu sangat membuat aku jengkel, akhirnya aku serang balik dia “Berpura- pura apa sih. Fine, about perhatian kalian sama aku???” Lantas aku diam sejenak, dan mencoba menarik nafas panjang. “Aku tak sampai berpikiran seperti itu guys. It’s impossible. Kau tau, apa yang kamu hancurkan Fahmi? Hati ku Fahmi. Sebulan itu sembuhnya. Dan sampai saat itu, ayahku mendengar tangisanku. Beliau memberi wejangan padaku, bahwa tak seharusnya seorang aku memiliki cinta special. Cintaku di khususkan untuk Tuhan,Ibu dan Ayahku, Sodarku, teman-temanku dan bukan untuk seorang teman laki-laki ku saja. But all everyone. Jadi, untuk sekarang ini aku takkan merubah keputusan itu. Kalian bisa menugguku sampai saatnya tiba??”
Tanpa berpikiran panjang keduanya mengangguk.
“Sure!”kata Asshan.
“Okay ,sekarang aku akan putuskan. Asshan and Fahmi you couldn’t be my special boy friend because I’m your friend. Iyakan Ndra??”
“So pasti … !!!!”
Sesuatu itu memang indah dan sangat mengesankan apabila kita bisa memaknainya, ternyata berbagai keluhan hidup yang ku alami, Tuhan selalu mendengar. “Thx God”
Oya_ Mrs.Sessa yang selalu menyindirku ternyata mempunyai tujuan tertentu, Lho. Ya ambrung, dia ingin keponakannya bisa memiliki aku. Hahahahah … Andai saja!!! But it’s no ending, I always get happiness for my friend because I’m them friend………Okay!!!!

Tidak ada komentar: