Kamis, 12 April 2012

Deret Singkat Bersahabat (Pahit Pedas)

Malam ini, jauh aku dari rasa khawatir. Entah itu pada kekasihku, UAN ku bahkan masih jauh tak kupikirkan jadi apa aku esok hari? Apa aku masih bisa menyapa teman2 ku dengan hati senang?
Aku selalu membayangkan, tentang yg indah2 dihidup ini. Selalu meresapi setiap kata yg dikemukakan oleh orang2 intelek itu. Dan aku berfikir, memang tak guna kalo ak hanya mendengar dan tak merealisasikanny seperti apa yg mereka bilang.
Sudah terlalu banyak masalah ini datang, menyapaku satu per satu, menamparku. 

Terlintas apa yg hendak kutulis ditengah malam yg agak sunyi ini, tiba2 aja, aku mengingat lagi hal itu. Rasa nya memang tak terlalu pahit, tapi pedas membakar lidah. 
Di sekolah ...

Aku mempunyai sahabat di kelas, sahabat baik sejak kuinjakkan kakiku dikelas XII ipa. Dia adalah Re, Pu, Er, Ni dan Wi . Menyenangkan sekali bersahabat dengan mereka, apapun kami lakukan demi membuat hati kami bahagia senang dan tak ada perasaan jenuh. kami tau kami beda, jauh berbeda, tapi tak menghalangi kami untuk mngikat identitas kami kedalam suatu persahabatan. Kadang memang tak kompak, tapi kami saling menghargai .

Hari itu tiba, kira2 dua hari ketika Ujian Akhir Sekolah berjalan. Siang itu, aku tak merasakan bau busuk sama sekali, aku biasa saja. Ya, seperti hal nya anak sekolah sehabis pulang sekolah, capek, makan lalu segera beranjak tidur pulas. Sialnya, tidak berlangsung seperti yg kubilang kala itu.
Tiba2 aja, sahabat baik ku menelfon. Dia ungkapkan semua yg dipikirnya. Entah itu pahit manis, sepertinya memang dia tak peduli. dia terbalut emosi, kasian pikirku.  Sebagai sahabat yg baik, tidak semestinya bukan aku berpihak pada satu diantara sahabat ku. waktu itu memang benar2 menghancurkan pikiranku. Sudahlah, UAS kutinggal dulu aku ingin ikut sedih melihat sahabatku sedih.
Bagaimana tidak hal ini terjadi, mungkin kasarnya , karena pacar persahabatan kami mulai merenggang.
Disatu sisi, keesokan harinya, aku disudutkan oleh dua pilihan yg berbeda. Yang bernaung di otakku adalah, ada yg benar siapa? ada yg salah siapa? yang harusnya minta maaf siapa?  
Andai saja aku ini Tuhan, pasti kutentukan baiknya gimana. Sia-sia ... apapun itu tak ada hasilnya, aku tak pamndai berucap ... hingga kurang lebih 3 minggu jarak persahabat kami semakin jauh.

Kesana kemari ku coba berfikir, tak hanya satu dari mereka yg berani berkata seperti ini " CARI TEMAN ITU EMG SULIT, SEKALIPUN DAPET, GA USAH LAH DEKET2 BGT, TOH SUATU SAAT BAKALAN TAU BUSUKNYA BANGKAI MEREKA!" 
Aku berdoa :

Ya Alloh, semoga esok lebih baik. Aku harus bisa lebih mengerti sahabatku, menjadi pendengar yg baik buat mereka, lebih santun pada mereka, bisa menghargai kekurangan mereka dan aku harus bisa menyayangi mereka tulus. Aku tidak akan meminta lebih, meminta yg memang tidak mungkin itu terjadi.
Alloh, aku minta pada Mu, 3 hari sebelum ujina ini semoga dapat kulalui, 4hari ketika UAN harus bisa kulalui dengan mudah dan ending nya aku bersama kawan2 ku dapat memtik hasilnya, LULUS dengan nilai yg memuaskan. Dan permintaan terindahku, semoga kau kembalikan persahabatan ber-6 kami ini menjadi jauh lebih baik. Amin

Tidak ada komentar: